Profil Desa Kambangsari
Ketahui informasi secara rinci Desa Kambangsari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen: Mengupas potensi agraris subur berkat irigasi teknis, warisan budaya batik tulis, serta kehidupan sosial masyarakat yang solid di desa terkecil Kecamatan Alian.
-
Lumbung Padi Produktif
Sebagian besar wilayahnya merupakan sawah irigasi teknis dari Waduk Wadaslintang yang mampu panen hingga tiga kali setahun, menjadikannya salah satu penopang ketahanan pangan di Kebumen.
-
Pusat Kerajinan Batik Tulis
Kambangsari dikenal sebagai salah satu desa pengrajin batik tulis khas Kebumen, sebuah warisan budaya bernilai tinggi yang menjadi potensi ekonomi kreatif.
-
Letak Strategis
Berada hanya sekitar 6,3 kilometer dari pusat Kabupaten Kebumen, desa ini memiliki aksesibilitas yang mudah ke pusat ekonomi dan pemerintahan.

Terletak di persimpangan antara tradisi agraris yang kuat dan warisan budaya yang adiluhung, Desa Kambangsari di Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menampilkan profil wilayah yang dinamis dan berpotensi. Sebagai desa dengan luas terkecil di kecamatannya, Kambangsari memaksimalkan setiap jengkal tanahnya menjadi lahan produktif sekaligus menjaga nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Berjarak hanya 6,3 kilometer dari pusat Pemerintahan Kabupaten Kebumen, desa ini memiliki posisi strategis yang menghubungkannya langsung dengan denyut perekonomian dan pembangunan daerah. Dengan topografi dominan dataran rendah yang subur, Kambangsari menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan luas wilayah tidak menghalangi pertumbuhan dan kesejahteraan warganya.
Lokasi Strategis dan Kondisi Geografis yang Subur
Desa Kambangsari secara administratif terletak di Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Posisinya yang dekat dengan ibu kota kabupaten memberikan keuntungan signifikan dalam hal akses transportasi, logistik dan informasi. Perjalanan dari pusat Kota Kebumen menuju Desa Kambangsari dapat ditempuh dalam waktu singkat, menjadikannya wilayah penyangga yang vital.
Secara geografis, Desa Kambangsari berada pada ketinggian rata-rata 15 hingga 100 meter di atas permukaan air laut. Sebagian besar kontur tanahnya berupa dataran rendah yang sangat subur. Kesuburan ini didukung oleh infrastruktur pengairan yang sangat memadai, yakni dilalui oleh Saluran Induk Wadaslintang. Keberadaan saluran irigasi teknis ini memungkinkan lahan persawahan di Kambangsari mendapatkan pasokan air sepanjang tahun, sehingga mampu mencapai tiga kali masa panen padi dalam setahun. Selain saluran irigasi, wilayah desa juga dialiri oleh Sungai Kalijaya, yang oleh masyarakat setempat juga dikenal sebagai Sungai Kwarasan. Sungai ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber air, tetapi juga menjadi bagian penting dari ekosistem dan lanskap desa.
Meskipun didominasi dataran rendah, terdapat sedikit wilayah perbukitan di bagian utara desa, yang dikenal dengan nama Pagersuru. Area ini menjadi pemandangan kontras yang hijau dan berfungsi sebagai daerah resapan air. Penggunaan lahan di Desa Kambangsari terbagi hampir merata antara area persawahan produktif dan permukiman penduduk.
Adapun batas-batas administratif Desa Kambangsari meliputi:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Seliling.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Surotrunan dan Desa Seliling.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Surotrunan dan wilayah Kecamatan Kebumen.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Karangkembang dan Desa Tanuharjo.
Demografi dan Tata Kelola Pemerintahan Desa
Berdasarkan Data Agregat Kependudukan per Semester II Tahun 2019, jumlah penduduk Desa Kambangsari tercatat sebanyak 1.572 jiwa. Komposisinya terdiri dari 787 penduduk laki-laki dan 785 penduduk perempuan, menunjukkan rasio jenis kelamin yang sangat seimbang. Meski merupakan desa dengan wilayah terkecil di Kecamatan Alian, kepadatan penduduknya terdistribusi dalam beberapa dukuh atau dusun, antara lain Dukuh Kambangsari, Dukuh Krajan, dan Dukuh Panjer, yang menjadi pusat-pusat permukiman warga.
Pemerintahan Desa Kambangsari menunjukkan dinamika yang aktif dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. Hal ini tecermin dari adanya situs web resmi desa yang dikelola sebagai media informasi dan transparansi publik. Berbagai kegiatan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan program, diinformasikan melalui platform tersebut. Salah satu agenda penting yang tercatat ialah pelaksanaan Musyawarah Desa (Musdes) terkait pembahasan dan penetapan rancangan perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang berlangsung pada pertengahan tahun 2025. Agenda ini menandakan adanya proses perencanaan pembangunan yang partisipatif dan terstruktur, melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk menentukan arah kebijakan desa di masa mendatang.
Pemerintah Desa Kambangsari secara aktif menjalankan roda administrasi dan program pembangunan yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik di bidang infrastruktur, ekonomi, maupun sosial.
Potensi Ekonomi: Lumbung Padi dan Warisan Batik Tulis
Perekonomian Desa Kambangsari ditopang oleh dua sektor utama, yakni pertanian dan kerajinan. Sektor pertanian menjadi tulang punggung utama, di mana mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Lahan sawah yang subur dan didukung oleh sistem irigasi teknis menjadikan Kambangsari sebagai salah satu lumbung padi di Kecamatan Alian. Kemampuan panen hingga tiga kali setahun tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga memberikan kontribusi surplus beras bagi Kabupaten Kebumen. Komoditas pertanian ini menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga di desa tersebut.
Di samping sektor agraris, Desa Kambangsari memiliki potensi ekonomi kreatif yang sangat berharga dalam bentuk kerajinan batik tulis. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra pembuatan batik tulis khas Kebumen, sebuah tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Menurut informasi dari Pemerintah Kabupaten Kebumen, Kambangsari merupakan salah satu lokasi penting dalam peta persebaran pengrajin batik di kabupaten tersebut. Batik yang dihasilkan memiliki corak dan motif khas Kebumen yang kaya akan filosofi dan nilai budaya. Keberadaan para pengrajin batik tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi melalui penjualan produk kain batik yang memiliki nilai seni dan ekonomi tinggi. Potensi ini dapat terus dikembangkan melalui pembinaan, promosi, dan perluasan jaringan pasar untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, baik domestik maupun mancanegara.
Kehidupan Sosial Kemasyarakatan dan Pembangunan
Kehidupan sosial di Desa Kambangsari berjalan harmonis dengan semangat gotong royong yang masih kental. Solidaritas sosial ini terbukti melalui berbagai kegiatan kemasyarakatan. Salah satu contoh nyata yang diberitakan oleh media lokal ialah adanya program "bedah rumah" yang diinisiasi oleh paguyuban sosial untuk membantu warga yang kurang mampu. Program ini menunjukkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama antarwarga untuk saling membantu, sebuah cerminan dari nilai luhur bangsa yang terus hidup di tengah masyarakat.
Di sektor pendidikan, Desa Kambangsari telah memiliki fasilitas pendidikan dasar yang memadai untuk warganya. Terdapat Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi Kambangsari untuk pendidikan anak usia dini, Sekolah Dasar (SD) Negeri Kambangsari sebagai sarana pendidikan dasar formal, dan Madrasah Diniyah Nurul Quran untuk pendidikan keagamaan. Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan ini menjadi fondasi penting dalam upaya pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berakhlak di tingkat desa.
Meskipun memiliki banyak potensi, desa ini juga menghadapi tantangan seperti risiko bencana alam. Lokasi beberapa rumah yang berdekatan dengan tebing sungai pernah dilaporkan berisiko terdampak longsor saat musim hujan dengan intensitas tinggi. Hal ini menjadi perhatian bagi pemerintah desa dan masyarakat untuk terus waspada dan melakukan upaya mitigasi bencana guna memastikan keselamatan warga. Secara keseluruhan, dinamika sosial dan pembangunan di Desa Kambangsari bergerak ke arah yang positif, didorong oleh modal sosial yang kuat dan upaya pemerintah desa yang responsif.